Cerita Harapan: Ibu Mulyanti, Pejuang Tumor Otak dari Tambakrejo

Dipublikasikan oleh Mely Ana pada

Di sudut kecil Tambakrejo, di antara riuh angin sawah dan langit yang bersandar biru, ada kisah yang mengajarkan arti keberanian. Sebuah kisah tentang seorang wanita luar biasa: Ibu Mulyanti. Belum genap setahun, Allah mengujinya dengan penyakit tumor otak. Sebuah ujian yang berat, sebuah perjalanan panjang yang tak terduga. Namun, dalam setiap detak jantungnya, dalam setiap hembusan napasnya, Ibu Mulyanti terus memilih satu hal: berjuang. Ia tidak sendiri. Di sampingnya, berdiri kokoh Bapak Nanang Kisyadi, suami tercinta yang tak pernah lelah menggenggam tangannya. Dalam tawa dan tangis, dalam harapan dan ketakutan, mereka melangkah bersama, membuktikan bahwa cinta sejati itu ada. Cinta yang tumbuh subur bukan hanya dalam tawa, tetapi juga dalam derasnya air mata.

Menemukan Harapan dalam Embun

Ketika dunia seolah meredup, Allah mengirimkan cahaya kecil melalui jalan yang tak terduga. Di awal perjuangan itu, Ibu Mulyanti dan Bapak Nanang mengenal Yayasan Embun Surga Purworejo. Embun Surga bukan sekadar yayasan. Ia adalah pelukan bagi yang lelah, sandaran bagi yang nyaris menyerah. Melalui layanan ambulans gratis dan dukungan penuh kasih, Embun Surga menjadi sahabat setia dalam perjalanan panjang menuju RSUP Sardjito Yogyakarta.Tak lagi harus memikirkan beratnya biaya transportasi. Tak lagi sendirian menghadapi medan yang melelahkan. Embun Surga hadir seperti embun di pagi hari: menyejukkan, menenangkan, dan membisikkan harapan.

“Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Sakit ini bukan akhir dari segalanya. Sakit ini adalah pintu yang dibuka Allah untuk mengenalkan kekuatan, kesabaran, dan betapa besar rahmat-Nya bagi hamba-Nya.

Langkah-langkah Kecil yang Menggetarkan

Setiap hari adalah perjuangan. Setiap perjalanan ke rumah sakit adalah cerita tentang harapan yang tak mau padam. Di balik tubuh yang melemah, ada tekad yang menguat. Di balik wajah yang pucat, ada mata yang berbinar dengan harapan. Bapak Nanang selalu ada di sana, menggenggam erat tangan istrinya, menguatkan dalam diam.

“Kadang kami lelah,” ujar beliau perlahan. “Tapi saat melihat senyum istri saya, semua rasa itu hilang. Kami tahu, Allah pasti menyiapkan hadiah di ujung jalan ini.”

Sebuah cinta yang sederhana tapi agung: bertahan di saat semua terasa berat. Mendoakan tanpa henti. Menguatkan, bahkan ketika diri sendiri pun goyah.

Cahaya dalam Setiap Uluran Tangan

Tak bisa dipungkiri, biaya pengobatan, transportasi, dan kebutuhan harian menjadi beban yang besar. Namun, di tengah segala keterbatasan itu, ada banyak tangan-tangan baik yang mengulurkan bantuan.Melalui Embun Surga, para donatur menjadi cahaya bagi perjalanan Ibu Mulyanti dan keluarganya. Setiap rupiah yang disumbangkan, setiap doa yang dibisikkan, adalah langkah kecil yang membentuk jalan panjang menuju kesembuhan.

“Siapa yang meringankan kesulitan seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan kesulitannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

Bantuan kita mungkin terasa kecil. Tapi bagi mereka, itu adalah keajaiban. Sebuah napas baru. Sebuah bisikan lembut dari Allah: “Kau tidak sendiri.”

Ketulusan yang Membuka Jalan Surga

Perjuangan Ibu Mulyanti dan Bapak Nanang bukan hanya tentang melawan tumor otak. Ini adalah perjalanan tentang iman, tentang percaya pada takdir, tentang cinta tanpa syarat. Mereka mengajarkan kita bahwa:

– Sakit tidak membuat hidup berakhir.

– Cinta tidak hanya diucapkan saat senang, tapi dibuktikan saat badai datang.

– Harapan itu nyata, selama ada yang mau mempercayainya.

Kita yang membaca kisah ini, bisa ikut hadir di dalamnya. Bisa ikut menjadi bagian dari cerita indah yang sedang mereka tulis bersama Allah. Kita bisa menjadi saksi bahwa kebaikan sekecil apa pun tak akan pernah sia-sia.

Mari Kita Berjalan Bersama Mereka

Hari ini, mungkin langkah kaki kita lebih ringan. Mungkin tubuh kita lebih kuat. Mungkin hidup kita terasa biasa-biasa saja.Tapi di luar sana, ada banyak Ibu Mulyanti lain yang berjuang diam-diam. Mereka tidak butuh kasihan. Mereka hanya butuh sedikit tangan yang mau menggandeng, sedikit hati yang mau peduli.Mari kita ambil bagian. Mari kita ulurkan tangan. Karena setiap langkah kecil yang kita lakukan, adalah jalan menuju perubahan besar bagi mereka.

Rekening Donasi:

BRI 685201002390503 a.n Yayasan Embun Surga Purworejo

Langit selalu punya pelangi setelah hujan, Begitu pula Allah, selalu punya rahmat setelah ujian. Saat kita memilih peduli, Saat itulah kita menjadi bagian dari mukjizat kecil di dunia ini. Mari kita titipkan cinta kita, melalui donasi, doa, dan dukungan. Agar kelak, saat mereka berdiri kuat kembali, kita bisa tersenyum dan berkata: “Aku pernah menjadi bagian dari keajaiban itu.”


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *