Bisikan dari Tenggorokan: Apa itu Kanker Nasofaring?

Dipublikasikan oleh Mely Ana pada

Di balik bisu tenggorokan, tersembunyi ancaman yang tak kasat mata: kanker nasofaring. Sebuah kata yang menggema menakutkan, namun pemahaman dapat meredam takut. Artikel ini akan membawa kita menyusuri setiap lekuk istilah, gejala, dan harapan, dengan diksi puitis namun edukatif.


sumber gambar: CNN INDONESIA

• Suara Sunyi di Balik Nafas

“Aku merasakan sesuatu yang ngganjel di tenggorokan,” bisik seorang pasien. Kata dokter kemudian menusuk hati: “Itu mungkin kanker nasofaring.”

Kanker nasofaring adalah tumor ganas yang muncul di nasofaring, bagian paling atas tenggorokan, di belakang rongga hidung. Menurut Mayo Clinic (https://www.mayoclinic.org), lokasi ini berperan penting dalam proses pernapasan dan bicara.

“Deteksi dini bisa menyelamatkan hidup,” ujar Dr. Sarah Liu dari Mayo Clinic, “karena kanker ini mudah menyebar ke kelenjar getah bening.”*


• Anatomi Nasofaring: Pintu Rahasia Udara

Nasofaring adalah area sempit yang sering terlupakan. Letaknya di belakang rongga hidung, menghubungkan hidung dan tenggorokan. Di sana udara menari sebelum turun ke paru-paru.

Dalam bahasa Jawa, nasofaring sering disebut tenggorokan atas, atau lambe ndhuwur (bahasa Jawa, “bibir atas”). Area ini juga tempat bertemunya getah bening dan saraf pendengaran.


• Rangkap Sebab dan Faktor Risiko

Mengapa sel di nasofaring bisa berubah jadi ganas? Ada banyak faktor:

  • Virus Epstein-Barr (EBV): Menurut World Health Organization (WHO), infeksi EBV berkaitan erat dengan kanker nasofaring.
  • Faktor Genetik: Riwayat keluarga bisa meningkatkan risiko.
  • Paparan Asap dan Bahan Kimia: Polusi, rokok, hingga zat nitrosamin di makanan diasap (diasapi) seperti ikan asin.
  • Kebiasaan Makan: Konsumsi makanan asin berpengawet secara berlebih dapat memicu.

Seperti kata Dr. Hadi Pranoto, ahli onkologi Indonesia: “Faktor lingkungan sering dipandang kecil, padahal ia bersarang dalam sel kita.”


• Gejala Awal: Bisikan atau Jeritan?

Pada stadium awal, gejala kanker nasofaring sering samar:

  • Suara parau yang tak kunjung hilang.
  • Rasa ngganjel di tenggorokan.
  • Mengi ringan seperti asap rokok.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.

Seringkali pasien mengabaikan, mengira sekadar masuk angin. Padahal, menurut American Cancer Society, deteksi awal meningkatkan peluang sembuh hingga 80%.


• Diagnosa: Menyelami Lekuk Sel

Proses diagnosa melibatkan:

  1. Pemeriksaan Fisik: Dokter memeriksa leher dan tenggorokan.
  2. Endoskopi Nasofaring: Seperti kamera kecil menyusuri lorong rahasia.
  3. Biopsi: Pengambilan sampel jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.
  4. CT Scan/MRI: Mengukur penyebaran.

“Biopsi adalah kunci. Tanpa itu, kita hanya menebak tanpa bukti,” kata Dr. Intan Permata, spesialis THT RSUP Karyadi.


• Pengobatan: Menahan Barisan Sel Ganas

Pilihan terapi bergantung stadium dan kondisi pasien:

  • Radioterapi: Sinar tinggi membakar sel kanker.
  • Kemoterapi: Obat kuat menyerang pembelahan sel.
  • Operasi: Jarang, karena lokasi sulit dijangkau.
  • Terapi Target: Obat modern yang menyasar protein spesifik.

Menurut National Comprehensive Cancer Network (NCCN), kombinasi radioterapi dan kemoterapi meningkatkan angka kelangsungan hidup.


• Perjalanan Pemulihan: Di Antara Asa dan Lelah

Perawatan kanker nasofaring menuntut kesabaran. Mual, lemas, rambut rontok—semua bisa muncul. Namun, dukungan keluarga dan relawan membuat jeda itu bermakna.

“Kadang saya lupa rasa sakit, karena cerita pasien lain yang lebih berat menguatkan,” kata Bu Ani, relawan pendamping di Purworejo.


• Pencegahan: Melipat Pelindung Diri

Meski ada faktor genetik, kita bisa menekan risiko:

  • Mengurangi konsumsi makanan asin dan asap.
  • Berhenti merokok.
  • Rutin cek kesehatan jika ada riwayat.
  • Menjaga kebersihan hidung dan tenggorokan.

#ApaItuKankerNasofaring #KankerNasofaring #Nasofaring #KesehatanTHT #DeteksiDiniKanker #MayoClinic #WHO #Onkologi #KankerIndonesia #PurworejoPeduli #KankerNasofaringPurworejo #RelawanKesehatan #KisahPasien #HarapanSehat #PengabdianRelawan #DokterTHT #DiagnosisKanker #PengobatanKanker #KenaliGejala

Kategori: Blog

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *