Rambut Rontok Menjadi Tanda Penyakit Serius?

Dipublikasikan oleh Mely Ana pada

Rambut, mahkota alami yang menghiasi kepala, sering kali menjadi cerminan kesehatan dan kepercayaan diri seseorang. Namun, ketika helai demi helai mulai berguguran tanpa sebab yang jelas, mungkin ada pesan tersembunyi dari tubuh yang perlu kita dengarkan.

Mengapa Rambut Rontok Bisa Terjadi?

Rambut rontok adalah hal yang wajar, terutama jika jumlahnya sekitar 50-100 helai per hari. Namun, jika jumlahnya melebihi itu, perlu diwaspadai.

Beberapa penyebab umum meliputi:

  1. Faktor Genetik: Keturunan bisa memengaruhi pola kerontokan rambut.
  2. Perubahan Hormon: Kehamilan, menopause, atau gangguan tiroid dapat memicu kerontokan.
  3. Kekurangan Nutrisi: Defisiensi zat besi, protein, atau vitamin tertentu dapat menyebabkan rambut rontok.
  4. Stres: Tekanan emosional atau fisik dapat memengaruhi siklus pertumbuhan rambut.
  5. Pengobatan: Kemoterapi dan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Dikutip dari Halodoc, rambut rontok bisa terjadi akibat dari faktor keturunan, perubahan hormon, hingga kondisi medis, bagian dari penuaan atau akibat dari pengobatan yang sedang dijalani.

Rambut Rontok sebagai Tanda Penyakit Serius

Kerontokan rambut yang tidak biasa bisa menjadi gejala dari kondisi medis tertentu:

  1. Alopecia Areata: Penyakit autoimun yang menyebabkan rambut rontok dalam bentuk bercak.
  2. Anemia: Kekurangan zat besi dapat memengaruhi pertumbuhan rambut.
  3. Gangguan Tiroid: Hipotiroidisme atau hipertiroidisme dapat menyebabkan rambut menjadi tipis dan rapuh.
  4. Lupus: Penyakit autoimun ini dapat menyebabkan peradangan pada kulit kepala, mengakibatkan kerontokan.

Menurut Alodokter, gejala rambut rontok tergantung pada penyebabnya. Gejala ini dapat muncul secara tiba-tiba atau bertahap. Beberapa gejala tersebut adalah:

Kerontokan Rambut Akibat Kemoterapi

Kemoterapi, sebagai bagian dari pengobatan kanker, sering kali menyebabkan kerontokan rambut. Hal ini terjadi karena obat kemoterapi menyerang sel-sel yang tumbuh cepat, termasuk folikel rambut.

Dikutip dari Hello Sehat, sekitar 65% pasien kanker yang menjalani kemoterapi akan mengalami rambut rontok. Kondisi ini biasanya mulai terjadi dalam 2-3 minggu setelah pengobatan dimulai.

Seorang pasien pejuang kanker tulang dari Yayasan Embun Surga Purworejo mengungkapkan

“Awalnya, saya pikir rambut rontok ini hanya efek samping biasa. Tapi lama-kelamaan, saya merasa kehilangan identitas diri.”

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Jika Anda mengalami kerontokan rambut yang tidak biasa, disertai dengan gejala lain seperti kelelahan, penurunan berat badan, atau perubahan pada kulit kepala, segera konsultasikan dengan dokter. Deteksi dini dapat membantu dalam penanganan yang lebih efektif.

Menjaga Kesehatan Rambut

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan rambut meliputi:

  1. Pola Makan Seimbang: Konsumsi makanan kaya protein, zat besi, dan vitamin.
  2. Hindari Stres Berlebihan: Lakukan relaksasi atau meditasi untuk mengurangi stres.
  3. Perawatan Rambut yang Tepat: Gunakan produk yang sesuai dengan jenis rambut dan hindari penggunaan alat pemanas secara berlebihan.

Sumber:

Halodoc: Apa itu Rambut Rontok? Gejala, Penyebab & Pengobatan

https://www.halodoc.com/kesehatan/rambut-rontok

Alodokter: Rambut Rontok – Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

https://www.alodokter.com/rambut-rontok

Hello Sehat: Rambut Rontok karena Kanker, Mengapa Bisa Terjadi?

https://hellosehat.com/kanker/rambut-rontok-karena-kanker/


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *