Gejala Awal Kanker Limfoma yang Harus Diketahui

Ada yang diam-diam tumbuh di balik sel-sel tubuh,
Ada yang berbisik lirih lewat lelah,
Namanya limfoma, bukan sekadar penyakit,
Tapi cerita yang mengubah hidup seseorang dari dalam.
• Ketika Getah Bening Tak Lagi Bening
Kanker limfoma bukan hanya sekadar istilah medis yang rumit. Ia adalah tamu tak diundang yang menyelinap di sistem limfatik jaringan penting dalam tubuh manusia yang bertugas melawan infeksi. Tapi saat sistem ini sendiri yang terluka, yang terjadi adalah badai sunyi yang tak terlihat oleh mata, namun dirasakan oleh jiwa.
“Awalnya cuma kayak ngerasa gampang cape, Mas,” ujar pasien (38), salah satu pasien dampingan Yayasan Embun Surga. “Terus leher saya bengkak, keras, tapi nggak sakit. Saya pikir cuma masuk angin atau gelen-kelenan biasa,” sambungnya.
Gelen-kelenan dalam bahasa Jawa merujuk pada kondisi tubuh yang tidak enak, seperti pegal, demam ringan, atau linu namun ternyata gejala ringan ini bisa menandakan sesuatu yang jauh lebih serius.
• Ciri-Ciri Kanker Limfoma yang Perlu Diwaspadai
Limfoma sering disebut sebagai “kanker getah bening.” Jenis ini terbagi dua besar: Hodgkin lymphoma dan non-Hodgkin lymphoma, dengan gejala awal yang bisa sepele, namun berdampak besar bila diabaikan.
Berikut ini adalah ciri-ciri kanker limfoma stadium awal:
1. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Bisa muncul di leher, ketiak, atau pangkal paha. Biasanya tidak disertai rasa nyeri. Justru inilah yang membuat banyak orang ngelamun dan abai.
“Saya pikir benjolan biasa, paling bisul belum mateng,” ujar pasien (41), warga Kutoarjo yang juga pasien dampingan Embun Surga.
Padahal benjolan tak nyeri yang tak kunjung reda bisa jadi gejala awal limfoma.
2. Demam Tanpa Sebab Jelas
Demam ringan yang muncul berulang, terutama di malam hari. Tubuh seperti nggregesi (menggigil) tanpa angin dan hujan.
“Setiap malam, badan saya kayak kehujanan meski pakai selimut. Tapi pagi sembuh, saya kira masuk angin biasa,” kenang salah satu pendamping pasien (29).
3. Keringat Malam Berlebihan
Dalam bahasa medis disebut night sweats, keringat bercucuran di malam hari padahal suhu ruangan normal.
“Kasurnya sampe basah. Saya sampe ganti baju tiga kali tiap malam,” kata Pak Suraji dari Kaligesing.
4. Berat Badan Turun Drastis
Kalau penurunan berat badan bukan karena diet atau lagi galau, maka ini harus dicurigai. Tubuh kehilangan banyak energi karena limfosit (sel darah putih) bermutasi.
5. Mudah Lelah
Bukan sekadar capek karena kerja, tapi tubuh seperti ngelih terus, bahkan setelah tidur cukup. Nafas pendek, jantung berdebar tanpa sebab, tubuh seperti kehilangan semangat.
• Suara dari Kutoarjo: Bu Rusmini dan Sunyi yang Melawan
Di sudut Kutoarjo, ada nama yang tak asing bagi relawan Yayasan Embun Surga: Bu Rusmini.
“Beliau dulu pejuang kanker serviks, sekarang masih berjuang dengan gangguan saraf. Tapi semangatnya luar biasa,” ujar Bu Nadiah, salah satu pendamping pasien.
Kisah Bu Rusmini mengajarkan bahwa gejala seringkali muncul bukan dalam bentuk teriakan, tapi bisikan. Yang perlu adalah telinga yang peka dan hati yang siap nanggapin (menanggapi).
• Dari Puskesmas ke Rumah: Peran Ambulans dan Pendamping
Di balik setiap pasien kanker limfoma yang berjuang, ada tangan-tangan lembut yang mengiringi. Yayasan Embun Surga hadir seperti embun subuh diam, namun menghidupkan. Para pendamping pasien, para sopir ambulans, bergerak dalam senyap.
“Kita kadang jemput pasien yang udah susah jalan. Kita nggak nanya bayaran dulu, yang penting nyawa diselamatkan,” ujar Pak Hery, sopir ambulans dari yayasan.
Layanan antar-jemput pasien kanker, termasuk mereka yang mengidap limfoma, menjadi penghubung harapan dan kenyataan. Dalam setiap perjalanan ambulans, ada doa yang mlaku bareng (jalan bersama) menuju rumah sakit.
• Mengapa Gejala Sering Diabaikan?
Karena limfoma sering menyamar. Ia bukan kanker yang heboh sejak awal. Ia seperti maling yang tahu kapan harus menyelinap, kapan harus bersembunyi. Apalagi di desa-desa, banyak yang percaya:
“Ah, benjolan doang. Diurut juga ilang.”
Sayangnya, benjolan karena limfoma tidak bisa diurut.
• Siapa yang Rentan?
Limfoma bisa menyerang siapa saja, tapi beberapa faktor risiko di antaranya:
- Usia di atas 60 tahun untuk non-Hodgkin
- Sistem imun lemah (misalnya pada penderita HIV/AIDS)
- Riwayat keluarga
- Paparan zat kimia dan pestisida
- Infeksi virus Epstein-Barr
Namun, jangan sampai stigma membuat kita menjauh dari penderita. Kanker bukan kutukan, melainkan ujian yang butuh dukungan.
• Deteksi Dini Adalah Cinta
Satu-satunya cara agar kanker limfoma tak jadi badai besar adalah deteksi dini. Saat tubuh mulai memberi sinyal, jangan diredam.
“Kalau ada benjolan yang nggak sakit tapi membesar, cepat periksa,” ujar Bu Suyatmi, pendamping dari Purworejo.
Datanglah ke puskesmas atau rumah sakit, minta pemeriksaan lanjutan. Kadang, satu langkah berani bisa menyelamatkan masa depan.
• Harapan Selalu Ada
“Waktu saya divonis limfoma, saya nangis semalaman. Tapi pagi-pagi, anak saya bilang, ‘Bu, kita lawan bareng-bareng.’ Itu yang bikin saya kuat,” kisah salah satu pasien (45), salah satu pasien survivor yang kini aktif dalam komunitas dampingan yayasan.
Limfoma memang ganas, tapi bukan akhir. Dengan pengobatan tepat kemoterapi, radioterapi, imunoterapi pasien bisa sembuh atau hidup lebih lama dengan kualitas yang baik.
• Pelukan dari Purworejo: Embun Surga yang Tak Pernah Lelah
Embun Surga Purworejo bukan sekadar yayasan. Ia adalah jembatan antara putus asa dan harapan. Ia hadir untuk mereka yang ingin hidup tapi tak tahu harus ke mana.
“Kami tidak menjanjikan kesembuhan, tapi kami jamin pasien tidak sendirian,” ujar Mba Andayani, salah satu koordinator lapangan embun surga.
Mereka bukan hanya mendampingi secara fisik, tapi juga secara batin. Doa, pelukan, obrolan ringan di atas ambulans semuanya bagian dari penyembuhan.
√ Pesan Terakhir: Jangan Tunggu Sakit Parah Baru Peduli
Jangan tunggu benjolan membesar
Jangan tunggu keringat membasahi malam
Jangan tunggu tubuhmu menjerit lewat kelelahan sunyi
Tubuhmu sudah bicara dengarkan ia
Limfoma bisa dicegah, bisa dikenali
Dan saat kau merasa sendiri, ingatlah:
Di Purworejo, ada embun yang tak pernah menghilang
Namanya Embun Surga
#kankerlimfoma #cirikanker #gejalalimfoma #kankergetahbening #YayasanEmbunSurga #Purworejo #kankerdiPurworejo #ambulansgratis #dampinganpasien #layananmedis #relawankanker #getahbening #gejalakanker #deteksidini #limfomanonhodgkin #kankerHodgkin #pasienkanker #pejuangkanker #kankerjarangdiketahui
0 Komentar