Rumah Singgah Embun Surga: Menyambung Nafas Harapan dari Purworejo ke Jogja

Di antara riuh jalanan kota Yogyakarta, tersembunyi sebuah rumah sederhana di kawasan Jongkang, Sleman tepatnya di Jl. Palagan Tentara Pelajar, Gang Gambir No. 28. Rumah itu tak seperti rumah biasa. Ia menyambut setiap orang yang datang dengan tatapan lelah dan mata berkaca. Ia menjadi saksi diam dari air mata yang tumpah dalam doa, dari pelukan erat antara ibu dan anak yang baru selesai menjalani kemoterapi. Rumah itu bernama Rumah Singgah Embun Surga.

Didirikan oleh Yayasan Embun Surga Purworejo, rumah ini bukan sekadar tempat bermalam. Ia adalah pelipur lara bagi mereka yang datang dari jauh, dari sudut-sudut desa di Kabupaten Purworejo. Pasien kanker dari kalangan dhuafa yang harus rutin berobat ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, kini tak lagi kebingungan mencari tempat singgah. Tak perlu lagi menggelar tikar di emperan masjid. Tak perlu lagi menahan dingin malam di aula atau lorong rumah sakit. Mereka punya rumah. Rumah yang sungguh-sungguh “rumah.”

Sebuah Mimpi yang Dipahat dengan Kesabaran
Trimansih Utami, Ketua Yayasan Embun Surga, masih ingat jelas saat pertama kali tergerak menghadirkan rumah singgah ini. Ia sering melihat langsung bagaimana pasien-pasien dari Purworejo terpaksa bermalam di tempat yang tidak layak. Kadang hanya beralaskan kardus, kadang tidur bergantian di ruang tunggu rumah sakit. Di mata mereka, tergambar lelah yang tak bisa dilukiskan. Dari situlah muncul sebuah tekad: “Mereka butuh tempat yang lebih manusiawi. Kita harus wujudkan rumah singgah.”

Perjalanan mewujudkan rumah ini tidak singkat. Butuh tiga tahun lamanya—tiga tahun penuh doa, proposal, dan upaya kecil yang terus dikumpulkan perlahan. Dengan dukungan dari pemerintah daerah, para donatur, dan para relawan yang tak kenal lelah, akhirnya pada tahun 2025 ini, Rumah Singgah Embun Surga resmi dibuka.
Lebih dari Sekadar Tempat Tinggal

Letaknya yang strategis hanya 10 menit dari RSUP Sardjito menjadi nilai penting bagi pasien yang harus kontrol atau kemoterapi setiap minggu. Di sini, mereka bisa beristirahat dengan tenang, makan makanan hangat, dan yang paling penting: merasa tidak sendiri.
Relawan Embun Surga pun selalu hadir membersamai. Mereka tidak hanya membantu dari sisi administrasi atau pendampingan ke rumah sakit, tapi juga menjadi teman cerita, menjadi pelipur lara, menjadi pelindung dari sepi.
Seorang pasien dari Loano, Purworejo, pernah berkata,
“Di sini saya merasa punya keluarga. Saya tidak takut lagi kemoterapi, karena tahu, sepulangnya nanti, ada rumah dan orang-orang baik yang menunggu.”
Menyatukan yang Tercerai oleh Derita
Rumah singgah ini menjadi titik temu dari banyak cerita. Ada seorang anak remaja pengidap limfoma yang datang bersama ibunya. Ada seorang kakek tua pengidap kanker prostat yang tak bisa lagi berjalan jauh. Ada bayi mungil yang baru belajar menyebut “mama,” yang sudah harus merasakan sakitnya pengobatan kanker sejak usia belum genap setahun. Semuanya datang dengan luka masing-masing. Tapi di rumah ini, luka itu seperti dibalut perlahan oleh tangan-tangan yang tulus.
Setiap malam, ruang tamu kecil di rumah itu kadang menjadi ruang doa bersama. Ada yang membaca Al-Qur’an dengan suara pelan. Ada yang hanya duduk memeluk lutut, menatap langit-langit, seolah berdialog dengan Tuhan.
Rumah Singgah Embun Surga membuktikan, bahwa kemiskinan dan penyakit bukan akhir dari segalanya. Masih ada harapan. Masih ada cinta yang hadir dalam bentuk paling nyata: tempat beristirahat yang layak dan pelukan yang tak berpamrih.
Dukungan yang Terus Dibutuhkan

Yayasan Embun Surga hingga kini terus membuka pintu bagi siapa saja yang ingin menjadi bagian dari perjuangan ini. Setiap rupiah, setiap barang, setiap tenaga yang disumbangkan akan menjadi jembatan panjang yang menghubungkan penderitaan menuju pemulihan.
Dengan visi yang tulus untuk menjadi pelita bagi pasien dhuafa, rumah singgah ini akan terus berbenah, memperluas jangkauan, dan memperkuat jaringannya agar lebih banyak warga Purworejo yang bisa terbantu.
Trimansih Utami menutup testimoni dengan suara bergetar,
“Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu. Harapan kami, rumah singgah ini bisa menjadi tempat berlindung yang lebih luas, menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkan. Semoga Embun Surga bisa terus hadir untuk mereka yang sedang diuji oleh penyakit.”
Alamat dan Kontak
Rumah Singgah Embun Surga Purworejo di Yogyakarta
Jl. Palagan Tentara Pelajar, Jongkang, Gang Gambir No. 28, Sleman, Yogyakarta
Telepon/WA: 081 328 446 677
Jika kamu sedang menjalani pengobatan di Yogyakarta dan berasal dari Purworejo, atau ingin membantu perjuangan para pejuang kanker dhuafa, rumah ini membuka pintu dengan hati yang hangat. Karena di sini, harapan tak pernah benar-benar padam.
Embun Surga, pelita harapan dari Purworejo untuk Indonesia.
0 Komentar