Pengalaman Warga Purworejo Hadapi Sakit Lupus

Dipublikasikan oleh Mely Ana pada


Di sebuah sudut desa Ngaglik, Purworejo, seorang perempuan sederhana bernama Mbak Lina Tujima diam-diam tengah berjuang demi kesembuhan. Sejak tahun 2021, ia menjalani hari-harinya dalam perjuangan panjang melawan Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau lupus, penyakit autoimun yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuhnya kerap melemah tanpa diduga. Bagi sebagian orang, nama penyakit ini mungkin asing. Namun bagi Mbak Lina, lupus adalah tamu tak diundang yang terus menemani harinya, membawa rasa nyeri, lelah, dan pengorbanan yang tak sedikit.

Penyakit lupus memaksanya harus rutin menjalani transfusi darah dan kontrol lanjutan di RSUP Sardjito Yogyakarta. Tidak hanya fisik yang diuji, tapi juga mental dan finansial. Jarak Purworejo–Yogyakarta bukan sekadar hitungan kilometer, tapi perjalanan penuh harap dan doa yang harus ditempuh dalam kondisi tubuh yang sering kali rapuh. Dulu, setiap kali kontrol, Mbak Lina dan keluarganya harus menyewa kendaraan pribadi atau memesan layanan transportasi online, yang tak jarang memberatkan pengeluaran rumah tangga.

Bertemu Ambulans Gratis Yayasan Embun Surga Purworejo

ambulans Embun Surga

Namun Allah Maha Baik. Dalam gelapnya perjalanan, cahaya itu datang lewat Yayasan Embun Surga Purworejo. Sejak mendapat pendampingan, beban Mbak Lina perlahan terangkat. Kini, ambulans gratis dari yayasan menjadi teman setia setiap kali ia harus menjalani pengobatan. “Terimakasih banyak Yayasan Embun Surga Purworejo sudah membantu kami. Kalau enggak ada Embun, saya nggak tahu gimana,”
ungkapnya.

Tidak hanya kendaraan, namun juga semangat dan doa yang terus diberikan oleh relawan—mereka yang tak segan menemani, menguatkan, bahkan menghibur di tengah rasa sakit.

“Setiap perjalanan menuju pengobatan adalah langkah kecil menuju kesembuhan.”
Ungkapan itu kini menjadi nyata dalam hidup Mbak Lina. Ia tidak lagi merasa sendiri. Ada banyak hati yang kini membersamainya, ada banyak tangan yang menopang di saat ia merasa hampir jatuh. Perjalanan yang dulu terasa sepi, kini lebih hangat dengan kehadiran saudara-saudara seperjuangan dari yayasan dan para donatur.

Baca: Cara Akses Ambulans Gratis di Purworejo

Dalam satu kesempatan, Mbak Lina menyampaikan rasa haru dan syukurnya. “Saya merasa tidak sendiri lagi. Bantuan dari Embun Surga bukan hanya meringankan secara biaya, tapi juga memberi harapan.”

Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit atau sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daunnya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Sakit memang tak pernah mudah, tapi dalam pandangan iman, ia menjadi jalan penghapus dosa dan pintu menuju derajat yang lebih tinggi.

Kini, Mbak Lina terus melangkah. Meski lupus belum pergi, semangatnya tak pernah surut. Ia tahu bahwa setiap tetes darah yang mengalir, setiap jarum yang menusuk, dan setiap doa yang terucap adalah bagian dari perjuangan yang Allah ridai. Ia percaya, bahwa seberat apa pun jalannya, selama masih ada kebaikan yang mengiringi, selalu ada cahaya di ujung sana.

Terima kasih untuk para donatur, para relawan, dan semua pihak yang telah menjadi bagian dari perjuangan ini.
Mari kita terus bergandengan tangan.
Karena bersama, kita bisa membuat perjalanan panjang ini terasa lebih ringan dan penuh harapan.

Mari bantu lebih banyak pasien yang membutuhkan transportasi berobat dengan donasi ke BRI 685201002390503 a.n Yayasan Embun Surga Purworejo.



0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *